Antara Ayah, Ibu dan Aku…
Ayah : anakku, sebisa-bisanya mencipta jejak walau samar
jangan lupa tandai sekalian biar angin tak keliru menyapunya
semampu-mampunya memilah warna hati
jangan lupa mendahulukan putih daripada hitam biar tetap terang jalanmu
seyakin-yakinnya mengejar bahagia
jangan lupa melewati derita biar kekal jua arti hidupmu
Ibu : Anakku, bila ada jejakmu terhapus angin segeralah mengitung bayangmu
agar tak terenggut tiap-tiap asamu di hampa udara
bila hitam memaksa mendahului putih bergegaslah memandang birunya langit
agar tak tertutupi masingmasing niatmu di bentang cakrawala
bila keraguan selalu hadir jangan tunda lagi berlarilah pada senja
agar tak terhalangi segala-gala cita cintamu di kegelapan angkasa
Aku : Ayahku..Ibuku..
bukankah angin menyayangiku
karena selalu kusediakan pasir-pasir untuk dihembusnya
tidakkah hitam juga menyukaiku
karena selalu kusemangati dia untuk bisa hadir di lengkungan pelangi
dan sesungguhnya deritapun mencintaiku
karena kujanjikan tak akan pernah ada airmata bagi kehadirannya
Ayahku..Ibuku..
untuk asa, niat dan cita cinta yang ingin kusemaikan
telah kuikhlaskan semuanya pada kejayaan alam
toh..itu jua yang kalian wariskan padaku
26 November 2009
Yang ini kayaknya bukan aku yang nulis, tapi udah lupa dan ada dicatatan saya. :)
Label: Catatan Masa Lalu
Artikel Terkait